Disusun Oleh :
Ujib Maulana Yusuf
Muhamad Rijal
Robi
Iyus
MTs AL – QOHHARIYYAH
Alamat Jln. Tegal sapi,km2
Kayumanis Ds.Sukatani Kec.Pacet Kab.Cianjur 43253
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya
panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas rahmat hidayah dan
izinNya, serta segenap usaha saya, sehingga dapat menyelesaikan laporan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Pergaulan Bebas”.
Pelaksanaan laporan karya tulis
ilmiah ini tidak lain bertujuan untuk menghimbau masyarakat khususnya di
kalangan pelajar agar berhati-hati dalam bergaul. Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Guru
pembimbing Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya dalam mengerjakan
laporan karya tulis ilmiah ini.
Laporan ini disusun berdasarkan
penelitian, namun dalam penyusunan ini dirasa masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang mendukung dari pembaca sangat
diperlukan. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi MTs Al
– Qohariyyah Cianjur.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA
MUTIARA
KATA
PERSEMBAHAN
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI................................................................................................................... 2
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 3
1.4 Manfaat
Penulisan....................................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan........................................................................................................ 4
BAB II :KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Remaja....................................................................................................... 5
2.2 Ciri-ciri Psikologis....................................................................................................... 6
2.3 Akibat Yang
Ditimbulkan........................................................................................... 8
2.4 Jalan Keluar............................................................................................................... 10
Bab
III
: PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Pergaulan
Remaja Masa Kini..................................................................................... 11
3.2 Akibat yang
ditimbulkan Remaja Masa Kini1.......................................................... 11
3.3 Jalan Keluar............................................................................................................... 12
Bab
IV
: PENUTUP
- Kesimpulan................................................................................................................ 14
- Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
RIWAYAT
HIDUP PENULIS
LAMPIRAN
PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Remaja adalah generasi penerus
yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran
jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan
perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Banyak kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik
adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan
yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Pada makalah
ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Pergaulan Remaja Masa Kini?
2. Akibat yang
timbul dari Pergaulan Remaja Masa Kini?
3. Jalan keluar
atau usaha yang dapat dilakukan untuk Menghindari Dampak Negatif dari Pergaulan
Remaja Masa Kini?
1.3 Tujuan
Penulisan
Karya Ilmiah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini
terarah pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna
untuk dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas. Maka dari
itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.
1.4 Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan ini yaitu menjelaskan secara mendalam dan terperinci
tentang pergaulan remaja masa kini.
1.5 Metode
Penulisan
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis
menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Remaja
Remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24
tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan
oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan
belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Pergaulan
remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang
pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus
modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang
khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena
ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini
sangat tergantung dengan generasi muda.
Generasi
muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari
lebih gemarnya anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum
sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa
kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama
kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron yang
ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi
perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak
mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang dapat
menimbulkan rasa cinta tanah air.
Hal lain
yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat
menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat
ini sangat mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya
angka pemakai narkoba dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja
yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja melakukan
hubungan seks diluar nikah.
Ini sangat
mengkawatirkan bagi bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan
remaja yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi.
2.2 Ciri-ciri Fisik dan Psikologis
Bila merujuk pada psikologi
perkembangan akan kita temukan pembagian tahap perkembangan psikologis kita
menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, sembilan tahun kedua dan sembilan
tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai
masa kanak-kanak. Pada masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada
perhatian dan bimbingan orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan
mandi, makan, apa yg kita pakai, pilihan sekolah, dan teman hamper semuanya di
pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai
dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar
telungkup, merangkak, berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada
pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita
melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian
dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu,
karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode
usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.
Pada tingkat usia ini system peredarn
darah, pencernaan dan pernapasan sudah berfungsi secara lengkap meskipun
pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru kita sudah hampir berkembang
secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa.
Tekanan darah meningkat menjadi
sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf
tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi
perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan
terus berlanjut selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita
telah mencapai ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal.
Masa
remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum
memasuki usia dewasa.
Meskipun begitu, ada juga di antara
kita, remaja, yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya
orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada
orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan
perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak
sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak
langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita
telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita
adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan
sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri kita.
Ketergugahan dan keingintahuan itulah
yg merupakan titik yg akan menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa
remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap
pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa
remaja. Tahap krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik,
demikian juga dengan kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa
remaja menuntut sebuah kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita
pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh.
Masa remaja juga biasanya dikaitkan
dengan masa “puber” atau pubertas. Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”,
berasal dri bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian dan menunjukan
kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan ditandai oleh
kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal dari akar kata ”pubes”, yg
berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan kematangan fisik. Dengan
demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak sampai
tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada
masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses
kematangn jenis kelamin.
Terlihat pula adanya perkembangan
psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam lingkungan social,
yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh kepada orangtua,
pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia.
Beberapa
tokoh psikologi menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada
perubahan-perubahan penting yg terjadi di dalamnya.
Jean Piaget, misalnya, lebih menitik
beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang
“adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya
perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek
kognitif seseorang.
Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan
masa adolesensia sebagai suatu proses perkembangan yg meliputi
perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan
dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa
adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya
dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.
Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan
timbulnya perasaan baru tentang identitas dalam diri kita pada masa adolesensia.
Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg
tetap dapat dikenal oleh lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik
pada diri kita maupun kehidipan sehari-hari.
Dalam pembahasan kemudian, istilah
“adolesensia” diartikan sebagai “masa remaja” dengan pengertian yg luas,
meliputi seluruh perubahan yg terjadi di dalamnya. Remaja merupakan masa
peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yakni antara usia 12 sampai
21 tahun. Mengingat pengertian remaja tersebut meninjukan pada masa peralihan
sampai tercapainya masa dewasa, maka sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi
setidaknya dapat dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya
perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada
usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak
laki-lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun.
2.3 Akibat Yang Ditimbulkan
Ada beberapa
sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya "wabah mengerikan" ini,
di antaranya adalah:
1.
Pengaruh
Negatif Media Massa.
Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan
semakin banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta
kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami. Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang
menembus batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses
hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks.
Informasi tentang seks yang salah turut
memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung ingin mencoba dan akhirnya
terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2.
Lemahnya
Keimanan.
Hampir semua,
bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban dosa yang mereka terima. Tapi entah kenapa,
bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini
menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.
3. Tidak adanya
pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.
4. Lemahnya
pengawasan orang tua.
5. Salah dalam
memilih teman
6. Seks bebas
menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat
ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
7. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
8. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
9. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa
demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
10. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh
martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
11. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina,
sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
12. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan
pandangan muak dan tidak percaya.
13. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh
orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya.
2.4 Jalan Keluar
-
Menanamkan Nilai Ketimuran
-
Mengurangi menonton televisi
-
Banyak beraktifitas positif
-
Menanamkan keimanan yang kokoh
-
Sosialisasi bahaya pergaulan bebas
-
Menegakkan aturan hokum
-
Munakahat
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pergaulan Remaja Masa Kini
Pergaulan
remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang
pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus
modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang
khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena
ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini
sangat tergantung dengan generasi muda.
Generasi
muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari
lebih gemarnya anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum
sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa
kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama
kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron yang
ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi
perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak
mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan
rasa cinta tanah air.
Hal lain
yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat
menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat
ini sangat mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya
angka pemakai narkoba dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja
yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja melakukan
hubungan seks diluar nikah. Ini sangat mengkawatirkan bagi bangsa Indonesia
krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas dapat
terjadi.
3.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini
Ada beberapa
sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya "wabah mengerikan" ini,
di antaranya adalah:
1.
Pengaruh
Negatif Media Massa.
Media masssa
seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin
banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta kehidupan yang glamour yang jauh
dari nilai-nilai Islami.
Hal ini
diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang menembus
batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal
yang bisa meningkatkan nafsu seks. Informasi tentang seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung ingin mencoba
dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2.
Lemahnya
Keimanan.
Hampir semua,
bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban dosa yang mereka terima. Tapi entah kenapa,
bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini
menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.
3. Tidak adanya
pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.
4. Lemahnya
pengawasan orang tua.
5. Salah dalam
memilih teman
6. Seks bebas
menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat
ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
7. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
8. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
9. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa
demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
10. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh
martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
11. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina,
sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
12. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan
pandangan muak dan tidak percaya.
13. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh
orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya.
3.3 Jalan Keluar
-
Menanamkan Nilai Ketimuran
-
Mengurangi menonton televisi
-
Banyak beraktifitas positif
-
Menanamkan keimanan yang kokoh
-
Sosialisasi bahaya pergaulan bebas
-
Menegakkan aturan hokum
-
Munakahat
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kami kira
remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan
bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini.
Oleh karena
itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian remaja,
karang taruna, dan kegiatan lainnya.
4.2 Saran dan
Kritik
A. Saran
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif
baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan
dorongan dan restu dari orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
http://abygunlar.blogspot.com/2012/05/dampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja.html
http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/“dampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/
Husniaty,
E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif Dan Mandiri.Yogyakarta: Dozz publisher