Percetakan & Sablon, Cetak Undangan, Kartu Nama, Cetak Foto Media Kayu, Gantungan Kunci Bambu, Pin & Bros, Plakat, Sablon Mug, Sablon Kaos, Sablon Topi, Dll. WA : 0878 2019 7027 Email: pangrangoprint@gmail.com


1/25/2017

Makalah Sistem Reproduksi






  DISUSUN OLEH :

 
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan

 

BAB II PEMBAHASAN

A. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
B. Ciri Umum Anelida
C. Klasifikasi Anelida
D. Reproduksi
E. Peranan







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu  keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan manusia. Hewanpun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang tergolong tumbuhan adalah semua organisme eukaryotik multiselulerfotosintetik yang memiliki klorofil, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embryonya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadu tumbuhan tidak berpembuluh atau non-traecheophyta dibagi dalam dan tumbuhan berpembuluh atau tracheophyta (yunani, trachoia = Saluran Kecil, phyton = Tumbuhan). Tumbuhan non-tracheophyta adalah kelompok lumut sedangkan kelompok tracheophyta adalah tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi.
Zoologi merupakan salah satu dri cabang ilmu biologi yang menempati urutan ke – 19 setelah cabang ilmu biologi sitologi dan virologi.Adapun zoologi dalam cabang ilmu biologi sendiri dikhususkan untuk mempelajari tentang hewan dan perkembangannya, yang mana hewan yang secara detail di bahas dalam makalah ini yaitu tentng ANNELIDA.Untik lebih jelasnya simak sajian pembahasan kami pada halaman berikutnya.
 
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.  Apa saja yang termasuk dalam kingdom plantae?
2. Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
3. Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan paku  (Pterydophyta)
4. Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
5. Apa itu Annelida ?
6. Bagaimana struktur tubuh dari Annelida ?
7. Berapakah klasifikasi Annelida ?
 
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam kingdom plantae.
2. Untuk Mengetahui Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta).
3. Untuk mengetahui Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan paku  (Pterydophyta).
4.  untuk Mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta).
5. Belajar mengenal Annelida itu sendiri
6. Mengetahui seluk beluk srtuktur tubuh dari Annelida
7. Mengetahui klasifikasi Annelida













 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Lumut (Bryophyta) berasal dari bahasa Yunani, bryon yang berarti “tumbuhan lumut”. Lumut merupakan tumbuhan sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah, serta hidup pada daun-daun (epifil). Tumbuhan lumut tidak memiliki akar yang sebenarnya dan melekat pada perantaraan rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (tallophyta) dengan tumbuhan berkormus (kormophyta). Lumut memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri).
 
1. Ciri-ciri dan karakteristik Lumut
  • Sel penyusun tubuh merupakan dinding sel yang terdiri dari selulosa.
  • Berukuran makroskopik dengan tinggi rata-rata 1-2 cm, dan yang tertinggi berukuran 40 cm.
  • Bentuk lumut yang sering sebenarnya adalah lumut gametofit (lumut yang menghasilkan sel kerlamin/gamet). Ada yang berbentuk lembaran, ada yang seperti tumbuhan kecil, dan memiliki bagian menyerupai batang dan daun serta bagian akar berupa benang (rhizoid).
  • Lumut sporofit (lumut menghasilkan spora) menumpang pada lumut gametofit. Ada yang berbentuk seperti terompet memanjang atau kapsul bertangkai panjang.
  • Memiliki kloroplas dengan pigmen hijau untuk fotosintesis.
  • Tidak memiliki jaringan pembuluh angkut sehingga air dan mineral diperoleh dengan cara difusi oleh setiap bagian tubuhnya.
  • Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)
  • Reproduksi seksual dan aseksual
  1. Secara Seksual : membentuk gamet-gamet pada Anteridium (gametangium jantan)dan Arkegonium   (gametangium betina).
  2. Secara Aseksual : membentuk spora yang bersifat haploid.
2. Struktur Tubuh Lumu
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda.
1. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut:
Ø Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya membentuk rizoid-rizoid epidermis.
Ø Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral, belum terdapat floem dan xilem.
Ø Silender pusat yang teridiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
2. Daun tersusun atas satu lapis sel.
Ø Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3. Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna, bentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
 
3. Metagenesis Lumut
  • Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang menghasilkan spora.
  • Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol yang menghasilkan ovum.
  • Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Metagenesis merupakan pergantian antara fase vegetatif (generasi sporofit = penghasil spora) dan fase generatif (generasi)  gametofit = penghasil gamet)
  • Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit.
  • Struktur sporofit (sporangium = badan penghasil spora) tubuh lumut terdiri : vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rhizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
  • Reproduksi seksualnya dengan membentuk fgamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.
  • Berdasarkan letak gametangianya, lumut dibedakan menjadi dua yaitu
  • Jika anteridium dan arkegonium dalam sartu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monosis) contoh : lumut daun (musci).
  • Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja  tumbuhan lumut disebut berumah dua 9diesis) contoh : lumut hati (hepaticeae).
  • Proses metagenesis pada lumut yaitu lumut berkembang biak secara seksual dan aseksual.
  • Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit adalah spora haploid. Spora tersebut tumbuh menjadi protonema, kemudian tumbuh menjadi gametofit haploid.
  • Reproduksi seksual terjadi dengan adanya penyatuan gamet jantan (spermatozoid dan gamet betina (ovum). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum (vertilisasi). Pembuahan menghasilkan zigot yang diploid. Zigot  membelah menjadi embryo yang kemudian tumbuh menjadi sporofit yang diploid. Kemudian reproduksi lumut tersebut menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit (n) dan generasi sporofit (2n). Pergiliran antara gametofit dengan generasi sporofit disebut dengan metagenesis. Pada lumut gametofit adalah generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
4. Klasifikasi
Lumut (Bryophyta) terbagi dalam tiga kelas yaitu:
1. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Ciri-ciri:
a. Tubuh berupa talus yang terbagi menjadi beberapa lobus seperti   bentuk hati hewan dan memiliki rhizoid.
b. gametofitnya membentuk anteridium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.
c. Pertumbuhan sporofit terbatas karena tidak memiliki jaringan meristematik.
d. Reproduksi aseksualnya dengan tunas, fragmentaasi maupun dengan gema atau kuncup (struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit) dan reproduksi seksualnya dengan oogami.
Contoh Hepaticopsida: Marchantia polymorpha, Porella, Riccia nutans,  Lunularia sp.
2. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Ciri-ciri
a. Bentuk tubuh seperti talus, sporofit berupa kapsul memanjang, dan  gametofit berupa talus yang lebar, tipis dengan tepi berlekuk.
 
B. Ciri Umum Anelida
1.      Pengertian
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti bentuk.Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang.Annelida dapat hidup di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan.Umumnya hidup bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit.Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda.Annelida memilikicoelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.
2.      Struktur Tubuh
Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut triploblastik selomata.Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap segmen.Annelida mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Meskipun demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat bentuk seperti cincin yangterkoordinasi.Sistem saraf annelid terdiri dari sebuah otak yang terhubungan denganserabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap segmen.Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan mengekskresikannya keluar tubuh.
 
C.  Klasifikasi Anelida
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut.Panjang anggotanya mulai dari di bawah satu milimeter sampai tiga meter.Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
 
1.     Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh :
Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidiceoele(cacing wawo).
Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae.Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan.Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak.Cacing kerang, seperti Nereis adalah pemangsa yang aktif.Banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus, mata dan organ peraba lainnya.
 
2. Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya.Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang.Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan setae.
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara.Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan organic dari tanaha yang dimakan.Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan di tembolok lalu ke rempela.
Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh.Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima pasang jantung (lengkung aorta) menuju pembuluh ventral. Cacing tanah bersifat hermaphrodit, memilliki testis dengan saluran semen, dan ovarium dengan penerima semen.Perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua cacing yang saling parallel dalam posisi berlawanan dan saling bertukar sperma.Setiap cacing memiliki klitellum yang mengeluarkan lendir, untuk melindungi sperma dan telur dari kekeringan.
3. Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Kelas Hirudinea contohnya lintah.Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan.Setiap gelang tubuh memiliki beberapa alur mendatar.Lintah memunculkan pengisap anterior kecil sekitar mulutnya dan pengisap posterior yang besar.Meskipun beberapa diantaranya adalah predator yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan.Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.
 
C. Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
 
D. Peranan
Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan :       
a. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan.
c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.

Share: